Diskusi Panel di Rapimnas Kupas Potensi Sabut Kelapa untuk Solusi Longsor dan Pemberdayaan Ekonomi  

    Diskusi Panel di Rapimnas Kupas Potensi Sabut Kelapa untuk Solusi Longsor dan Pemberdayaan Ekonomi  

    JAKARTA – Dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang berlangsung di Hotel Mulia , Minggu (01/12/2024), diskusi panel yang menghadirkan Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai narasumber dan Ketua Umum KADIN Indonesia Anindya Bakrie sebagai moderator, sukses memunculkan berbagai gagasan strategis. Salah satu yang mencuri perhatian adalah paparan dari Jurika Fratiwi Thenu, Direktur PT Pertiwi Alam Jaya, terkait pemanfaatan sabut kelapa untuk mengatasi permasalahan tanah longsor di Indonesia.

    Sabut Kelapa: Potensi Besar yang Belum Dimanfaatkan Optimal
    Dalam diskusi tersebut, Jurika menyampaikan keprihatinannya terhadap minimnya pemanfaatan sabut kelapa, meskipun Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa terbesar di dunia. Ia menyoroti bahwa sabut kelapa, yang sering dianggap limbah, memiliki potensi besar sebagai bahan inovatif untuk infrastruktur, terutama dalam penanganan tanah longsor melalui produk seperti cocomesh.  

    “Ini ironis. Kita punya sumber daya kelapa yang melimpah, tapi justru lebih banyak mengimpor produk turunan seperti geomat berbahan plastik, ” ujar Jurika. Ia menambahkan bahwa cocomesh terbukti lebih unggul karena daya tahannya, kemampuan menyerap air yang lebih baik, serta dampaknya yang ramah lingkungan.

    Cocomesh: Solusi Ekologis dan Ekonomis
    Jurika, yang dikenal sebagai perempuan pertama di Indonesia yang aktif menangani lahan longsor, berbagi pengalamannya mengembangkan *cocomesh* sebagai solusi infrastruktur. Menurutnya, penggunaan cocomesh tidak hanya mampu mencegah longsor, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dengan meningkatkan permintaan sabut kelapa. Dampak positif lainnya adalah pemberdayaan perempuan di daerah pesisir melalui pengembangan usaha kecil menengah (UKM) berbasis sabut kelapa.

    “Dengan meningkatkan permintaan cocomesh, kita tidak hanya mengurangi kemiskinan di daerah tertinggal, tapi juga memberdayakan perempuan pesisir untuk membangun industri rumahan yang berkelanjutan, ” jelasnya.

    Kritik terhadap Kebijakan Pemerintah
    Jurika juga mempertanyakan mengapa produk inovatif dalam negeri seperti *cocomesh* masih kalah bersaing dengan produk impor. Ia menekankan pentingnya dukungan nyata dari pemerintah untuk memprioritaskan inovasi lokal dalam kebijakan pengadaan barang dan jasa.

    “Pertanyaan mendasarnya adalah: mengapa inovasi lokal yang sudah terbukti efektif masih kalah bersaing? Apakah pemanfaatan sumber daya lokal belum menjadi prioritas utama?” tegasnya.

    Rekomendasi Strategis
    Jurika memberikan beberapa rekomendasi penting untuk mendukung pengembangan *cocomesh* dan memaksimalkan potensi sumber daya lokal:  
    1. Pemerintah:
        - Prioritaskan produk lokal seperti cocomesh dalam proyek-proyek infrastruktur.
        - Dukung pengembangan UKM pengolah sabut kelapa melalui bantuan finansial dan pelatihan.
        - Jalin kolaborasi dengan akademisi dan industri untuk mengembangkan inovasi berbasis sabut kelapa.  
       
    2. Swasta:
        - Tingkatkan penggunaan cocomesh dalam proyek-proyek infrastruktur.
        - Perluas pasar cocomesh melalui kampanye keberlanjutan dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).  

    3. Masyarakat:
        - Tingkatkan kesadaran tentang pentingnya produk lokal yang ramah lingkungan.
        - Dukung produk-produk inovatif seperti cocomesh untuk keberlanjutan lingkungan dan ekonomi.  

    Mendorong Langkah Nyata
    Sebagai Ketua Komisi Tetap Advokasi Perlindungan Anak dan Perempuan KADIN, Jurika menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dalam rantai produksi cocomesh. Ia mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata dalam mendukung pengembangan dan pemanfaatan cocomesh

    “Kita perlu mendorong kebijakan yang tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi yang luas. Program seperti ini selaras dengan visi KADIN untuk menghapus kemiskinan dan mendukung pertumbuhan ekonomi, ” tutupnya.

    Mewujudkan Indonesia Mandiri
    Diskusi ini menjadi pengingat akan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Dengan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana, seperti sabut kelapa, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam solusi berkelanjutan, sekaligus meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Mari bersama wujudkan Indonesia yang mandiri, berdaya saing, dan ramah lingkungan! (HK)

    rapimnas agus harimurti yudhoyono anindya bakrie jurika fratiwi thenu kadin cocomesh
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Hendri Kampai: Jangan Mengaku Jurnalis Jika...

    Artikel Berikutnya

    Hendri Kampai: Pemimpin Sejati Meninggalkan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Dua Kendaraan Diamankan Sat lantas Polres Tangsel Terkait Balap Liar di Tol Serbaraja
    Dinas SDABMBK Preservasi 17 Ruas Jalan di Tangsel, Jalan mulus, Genangan teratasi
    Bhabinkamtibmas Pondok Cabe Udik Laksanakan Sambang, Tingkatkan Sinergi dengan Warga
    Ditresnarkoba Polda Banten Berhasil Amankan Sabu 1.900,9 g dan 4.286 butir Ekstasi

    Ikuti Kami